10 Fakta Menarik Kaisar Nero yang Dikenal Sebagai Pemimpin Terjahat Romawi

Jefry N

10 Fakta Menarik Kaisar Nero yang Dikenal Sebagai Pemimpin Terjahat Romawi

Pelajari berbagai fakta menarik tentang Kaisar Nero, yang dikenal sebagai salah satu pemimpin terjahat dalam sejarah Romawi, dalam artikel ini.

Kaisar Nero adalah salah satu tokoh paling kontroversial dalam sejarah Romawi. Dikenal sebagai pemimpin yang kejam dan eksentrik, Nero sering diingat karena tindakannya yang brutal dan pemerintahan yang penuh skandal.

Meskipun banyak catatan sejarah yang menggambarkannya sebagai tiran, terdapat banyak fakta menarik tentang kehidupannya yang jarang diketahui.

Artikel ini akan mengungkap 10 fakta menarik tentang Kaisar Nero, memberikan gambaran lebih dalam tentang kehidupan dan pemerintahan salah satu pemimpin paling terkemuka di Romawi kuno.

1. Keturunan dan Masa Kecil Nero

Nero, yang lahir sebagai Lucius Domitius Ahenobarbus pada 15 Desember 37 M di Antium, merupakan satu-satunya anak dari Gnaeus Domitius Ahenobarbus dan Agrippina the Younger.

Agrippina, selaku adik dari Kaisar Caligula, mempunyai hubungan dekat dengan pusat kekuasaan Kekaisaran Romawi.

Tragisnya, sang ayah, yang juga seorang konsul, tidak menyembunyikan skeptisismenya terhadap masa depan anaknya, dengan pernah berkomentar sinis bahwa anak yang lahir dari dirinya dan Agrippina tidak akan membawa kebaikan bagi negara atau rakyat.

Ketika Nero baru berusia tiga tahun, ayahnya meninggal, dan dalam waktu singkat, Agrippina diasingkan setelah terlibat dalam konspirasi untuk membunuh Caligula.

Namun, setelah pembunuhan Caligula pada 41 M, Claudius, paman Nero, naik takhta dan memungkinkan Agrippina kembali dari pengasingan.

2. Perjalanan Nero Menjadi Kaisar

Ketika Agrippina menikahi Claudius pada 49 M, Nero, yang saat itu baru berusia 13 tahun, diadopsi oleh Claudius dan mendapatkan nama baru, Nero Claudius Caesar Drusus Germanicus.

Langkah ini mengukuhkan posisinya sebagai pewaris takhta, mengesampingkan Britannicus, anak kandung Claudius dengan istri sebelumnya, Messalina.

Perjodohan politis melanjutkan dengan pernikahannya pada 53 M dengan Claudia Octavia, putri Claudius dan Messalina.

Claudius meninggal tahun berikutnya, dan banyak dugaan menyebutkan bahwa Agrippina meracuni suaminya dengan jamur beracun untuk memastikan Nero naik takhta.

Pada usia yang belum genap 17 tahun, Nero menjadi Kaisar Romawi, menjadikannya salah satu kaisar termuda dalam sejarah Romawi.

See also  6 Fakta Menarik Candi Prambanan, Simbol Kejayaan Kerajaan Hindu di Jawa Kuno

3. Kepemimpinan dan Konflik Internal

Awal pemerintahan Nero dibayangi oleh pengaruh kuat ibunya, Agrippina, serta dua penasihatnya yang berpengaruh, Seneca Muda dan Sextus Afranius Burrus.

Namun, ketidakpuasan Nero terhadap pernikahan dengan Octavia dan perselingkuhannya dengan Poppaea Sabina, istri dari seorang teman, menimbulkan ketegangan.

Agrippina menentang keras hubungan gelap ini. Seiring berjalannya waktu, kekuasaan Seneca dan Burrus semakin kuat, mengurangi pengaruh Agrippina.

Nero, yang karakter kepemimpinannya semakin terbentuk sebagai pemimpin yang kejam, merasa perlu untuk menyingkirkan penghalang politiknya, termasuk ibunya.

Nero memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menghilangkan saingannya, dengan Britannicus, anak tiri Nero, meninggal secara misterius pada Februari 55 M, diyakini diracuni oleh Nero sendiri. Empat tahun setelah peristiwa itu, Nero memerintahkan pembunuhan terhadap Agrippina.

4. Pembunuhan Kedua Istri Nero

Claudia Octavia, yang oleh Tacitus digambarkan sebagai “istri yang aristokrat dan berbudi luhur,” awalnya dianggap sebagai pasangan ideal bagi Kaisar Nero.

Meski demikian, tidak lama setelah pernikahan, Nero mulai merasa bosan dan membenci Octavia, sebagian karena perselingkuhannya dengan Poppaea Sabina.

Delapan tahun setelah pernikahan, Nero menuduh Octavia mandul dan berzina, yang mengarah pada keputusan Nero untuk mengakhiri hidupnya.

Menurut beberapa sumber sejarah, Nero berulang kali mencoba mencekik Octavia hingga dia meninggal. Lebih jauh lagi, Nero memenggal kepala Octavia dan mengirimkannya sebagai “bukti” kepada Sabina.

Tak lama setelah itu, Nero menikahi Sabina, tetapi pernikahan ini juga berakhir tragis. Dalam suatu pertengkaran, Nero menendang perut Sabina yang sedang hamil, menyebabkan kematian Sabina dan bayi yang belum lahir pada tahun 65 M.

Nero dilaporkan berduka lama setelah kejadian itu dan memberikan Sabina pemakaman kenegaraan.

5. Tuduhan atas Kebakaran Besar Roma

Tuduhan atas Kebakaran Besar Roma
Foto: Ir. Benny Dwika Leonanda/X

Pada 18-19 Juli 64 M, sebuah kebakaran hebat melanda Roma, menghancurkan sekitar 75% dari kota tersebut. Kebakaran itu berawal dari lereng Aventine, dekat Circus Maximus, dan berlangsung lebih dari enam hari.

Walaupun Nero tidak berada di Roma pada saat itu, rumor yang beredar luas menuduh bahwa ia terlibat dalam peristiwa tersebut.

See also  6 Fakta Sejarah Majapahit yang Menjadi Simbol Kebesaran Nusantara di Masa Lalu

Sejumlah penulis kontemporer, termasuk Pliny the Elder, Suetonius, dan Cassius Dio, menyalahkan Nero atas kebakaran tersebut.

Namun, Tacitus, sumber kuno yang dianggap paling tepercaya, menyatakan bahwa tidak ada bukti langsung yang menghubungkan Nero dengan kebakaran tersebut, meski ia sendiri merasa skeptis tentang ketidaklibatan Nero.

6. Penganiayaan Terhadap Kaum Kristen

Dalam upaya untuk mengalihkan perhatian dari dirinya sendiri dan rumor yang mengaitkannya dengan kebakaran, Nero dengan cepat menuding kaum minoritas agama Kristen sebagai biang keladi kebakaran tersebut.

Nero memerintahkan penangkapan dan eksekusi terhadap orang-orang Kristen, yang berujung pada serangkaian penganiayaan kejam.

Menurut catatan, orang Kristen disiksa, tubuh mereka dijadikan makanan anjing, dan sebagian lainnya dibakar hidup-hidup di taman istana Nero pada malam hari, tubuh mereka dilumuri minyak.

Kebijakan brutal ini tidak hanya sekali, melainkan berlangsung selama beberapa tahun, memberikan preseden untuk penganiayaan lebih lanjut terhadap orang Kristen di wilayah tersebut hingga sekitar seratus tahun kemudian.

7. Konstruksi Domus Aurea: Istana Emas Nero

Menyusul kebakaran besar yang meluluhlantakkan Roma pada tahun 64 M, Kaisar Nero memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menggagas pembangunan istana mewah yang tidak tertandingi, Domus Aurea atau ‘Istana Emas’.

Proyek ini dirancang untuk menjadi pusat kejayaan Nero, dengan pintu masuk utama yang megah, dihiasi kolom setinggi 37 meter dan sebuah patung dirinya yang dominan.

Pembangunan istana ini nyaris rampung pada tahun 68 M, bertepatan dengan tahun kejatuhan Nero yang dramatis akibat bunuh diri.

8. Hubungan Kontroversial Nero dengan Sporus

Pada tahun 67 M, Nero membuat langkah yang mengejutkan dengan memerintahkan kekebirian Sporus, seorang mantan budak, yang menurut sejarawan Cassius Dio, memiliki kemiripan mencolok dengan Poppaea Sabina, istri kedua Nero yang telah meninggal.

Nero kemudian menikahi Sporus, langkah yang dipercaya oleh beberapa orang sebagai usahanya untuk meredakan rasa bersalah atas kematian tragis Sabina. Pernikahan ini menambah daftar tindakan Nero yang penuh kontroversi dan skandal.

See also  Mengapa Banyuwangi Disebut Kota Seribu Legenda? Temukan 7 Faktanya di Sini

9. Nero: Sang Patron Seni dan Olimpiade

Setelah kematian ibunya, Nero terjun lebih dalam ke dunia seni dan budaya, mungkin sebagai upaya untuk memperbaiki citranya yang tercemar.

Ia sering tampil bernyanyi dan bermain lira di acara-acara pribadi, dan kemudian mulai tampil di hadapan publik. Nero tidak hanya ingin dikenal sebagai politisi atau kaisar tetapi juga sebagai seniman dan atlet.

Dia bahkan memperkenalkan olimpiade yang diadakan setiap lima tahun, dimana ia turut serta sebagai peserta. Dalam satu insiden yang hampir berakibat fatal, Nero terlempar dari kereta yang ditarik sepuluh kuda.

Meskipun mengalami beberapa kegagalan, sebagai kaisar, ia selalu dinyatakan sebagai pemenang dalam kompetisi tersebut dan menampilkan mahkotanya di seluruh Roma.

10. Akhir Hidup Nero dan Ketakutan Akan Kebangkitannya

Kegagalan ekonomi, ditambah dengan kebijakan rekonstruksi yang mahal dan ambisius, menyebabkan ketidakstabilan politik yang signifikan di Kekaisaran Romawi.

Pemberontakan dan konflik meningkat, dan pada Maret 68 M, pemberontakan terhadap Nero menyebar dengan cepat, dipimpin oleh Gaius Julius Vindex dan didukung oleh Servius Sulpicius Galba.

Dengan dukungan untuk Galba yang meningkat dan ancaman dari Senat Romawi yang ingin menghukumnya sampai mati, Nero terisolasi dan ketakutan.

Pada 9 Juni 68 M, dalam kondisi yang memaksa, Nero memilih untuk bunuh diri dengan bantuan sekretarisnya, Epaphroditos, mengakhiri pemerintahannya dan dinasti Julio-Claudian.

Mitos tentang Nero terus bertahan, terutama di kalangan Kristen yang menganggapnya bisa bangkit sebagai anti-Kristus, mencerminkan ketakutan mendalam yang telah tertanam selama pemerintahannya yang penuh dengan tindakan tirani dan kekejaman.

Meskipun Kaisar Nero dikenal sebagai salah satu pemimpin terjahat dalam sejarah Romawi, fakta-fakta menarik tentang kehidupannya menunjukkan sisi lain dari tokoh kontroversial ini.

Dengan memahami lebih banyak tentang Nero, kita dapat melihat kompleksitas karakter dan pengaruhnya terhadap sejarah Romawi.

Semoga artikel ini memberikan wawasan baru dan memperkaya pengetahuan Anda tentang Kaisar Nero. Teruslah mengeksplorasi sejarah untuk menemukan kisah-kisah menarik lainnya.

Also Read

Bagikan:

Tags